Hati-hati! AntiSperm-Antibody (ASA) sebagai Penyebab Infertilitas

Hati-hati! AntiSperm-Antibody (ASA) sebagai Penyebab Infertilitas

Fertilitas

ASA merupakan salah satu faktor yang menurunkan keberhasilan untuk hamil, dan dapat meningkatkan keguguran berulang pada pasangan. Banyak sekali pasangan yang tidak mengetahui apa itu ASA. Wajar, karena dokter biasanya tidak melakukan pemeriksaan Antisperm Antibody pada pasangan infertil. Mengapa?

Apakah itu Antisperm Antibody?

Antisperm Antibody merupakan perlawanan tubuh terhadap Sperma. Artinya semakin tinggi, maka akan semakin sulit bagi sperma untuk menghamili istri. Antisperm Antibody ada pada tubuh istri dan suami, dan merupakan faktor penentu keberhasilan program hamil pasangan yang sering terlewatkan.

Antisperm Antibody pada Istri

Kita ketahui bahwa wanita tidak memproduksi sperma. Artinya, tubuh wanita akan menganggap sperma sebagai benda asing. Bila seorang wanita terpapar oleh sperma, secara otomatis tubuhnya akan membentuk perlawanan terhadap saat tersebut (hal ini juga terjadi pada donor organ), hal ini sangat wajar. Namun bila wanita tersebut memiliki “bakat” untuk menolak sperma secara berlebihan, maka akan semakin sulit bagi sperma untuk bertahan hidup di dalam saluran reproduksi wanita dan memfertilisasi sel telur (Oosit).

Antisperm Antibody pada Suami

Tidak banyak yang tahu bahwa suami juga memiliki Antisperm Antibody terhadap sperma nya sendiri. Oleh karena itu, secara normal sperma tidak terpapar oleh pembuluh darah. Bila memiliki riwayat operasi di sekitar selangkangan, sangat mungkin terjadi peningkatan Antibodi terhadap spermanya sendiri.

Baca juga penjelasan mengenai Antisperm Antibody

ASA (Antisperm Antibody)

Masalah Antibodi Terhadap Sperma pada Program Hamil

Infertilitas merupakan masalah besar pada pasangan suami-istri yang sedang berusaha punya anak. Pada tahap awal, dokter akan melakukan pemeriksaan terhadap istri (rahim, tuba falopi, indung telur) dan terhadap suami (sperma). Bila semua pemeriksaan dan dinyatakan normal, namun belum terjadi kehamilan, maka akan dirujuk untuk melakukan Inseminasi (IUI) atau Bayi Tabung (IVF).

Mengapa demikian?

ASA Yang Tinggi Tidak Dapat Diobati

Banyak yang berpendapat bahwa satu-satunya terapi untuk ANtisperm Antibody tinggi adalah adalah menurunkan imunitas secara keseluruhan (Immuno-Suppressan), sehingga berbahaya bila dilakukan. Namun pada kenyataannya ada terapi yang dapat menurunkan imunitas HANYA kepada sperma tanpa menurunkan imunitas terhadap virus ataupun bakteri.

ASA tidak mempengaruhi keberhasilan Inseminasi (IUI) dan Bayi Tabung (IVF)

Antibodi dihasilkan oleh Limfosit B pada darah. Walaupun Antibodi Sperma ini paling banyak pada cairan cerviks, namun untuk penempelan embrio pada proses Inseminasi dan Bayi Tabung. Sehingga, walaupun melalui proses tersebut, penerimaan embrio di dinding rahim calon Ibu sangatlah penting pada keberhasilan Inseminasi dan Bayi Tabung.

Berikut referensi kedokteran mengenai Anti Sperm Antibody:

AntiSperm Antibody Mengganggu Fertilitas

Di dunia kedokteran, tidak ada keraguan bahwa AntiSperm Antibody merupakan salah satu penyebab infertilitas. Namun terapi untuk menurunkan Antisperm Antibody di Indonesia masih sangat terbatas, oleh karena itu, banyak fasilitas kesehatan yang tidak melakukan pemeriksaan terhadap Antisperm Antibody kepada pasangan program hamil.

Baca juga Mengenal AntiSperma Antibody sebagai penyebab Gagal Bayi Tabung di sini

Hal ini sangat disayangkan bagi pasangan yang sudah berkali-kali melakukan Inseminasi dan Bayi Tabung namun tetap dinyatakan gagal walaupun kualitas embrio dinyatakan good dan excellent. Dalam kondisi seperti ini, terkadang pasangan masih dipaksakan untuk mengulangi prosedur Bayi Tabung (IVF)